Berita Terbaru :

Rapat Komisi Teologi KWI

Sejak hari Minggu (22/7), para romo dan suster sudah mulai berdatangan ke Alamanda Retreat, satu per satu tidak bersamaan. Ini mengingat para Romo tak hanya berasal dari Jakarta saja, tetapi ada yang datang dari Malang, Jayapura, Merauke, Yogyakarta, Pontianak..

Rapimnas KKMK Nasional 2011

Foto bersama para peserta Rapimnas KKMK, bersama Uskup Manago, Mgr, J. Suwatan, MSC sebelum peserta pulang kembali ke daerahnya...

Waliota Tomohon Buka Literasi Media Penguatan Publik

Menkominfo bidang Penguatan Publik untuk kegiatan Forum Pengembangan Literasi Media sebagai Penguatan Publik yang dihadiri oleh 150 peserta.

Trend Outdoor Wedding, Makin Ramai

Daya tampung Chapel ini bisa mencapai 150 orang. Pemberkatan pernikahan anda di sini semakin meriah penuh syukur karena disaksikan oleh keluarga, saudara dan handai taulan serta tamu undangan.

Mengenal Lebih Dekat Alamanda Retreat

Alamanda Retreat dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Bentuk bangunan berupa rumah panggung kayu khas Minahasa. Lingkungan alam di sekitar Alamanda Retreat masih hutan pepohonan khas Sulawesi.

Selasa, 13 Januari 2015

2015: New Alamanda Retreat


Ruang Meeting

Hampir satu tahun, Alamanda Retreat (AR) yang berada di kompleks Bukit Doa Mahawu Tomohon, Sulawesi Utara, direnovasi. Renovasi meliputi, pergantian semua atap bangunan dari atap ijuk ke atap onduline yang tahan bocor.

Ruang makan kini berubah wajah. Selain atap yang diganti lebih elegan dan tahan bocor. Berada di ruang makan terasa hangat karena ada perapian yang diletakkan di tengah. Berikut ada toilet di belakangnya. Dapur meski terhubung lokasi terpisah dengan ruang makan. Kapasitas ruang makan ini bisa menampung 200 orang dalam posisi duduk.


Ruang Makan dan plasa
Kelengkapan rtuang dapur memungkinkan para tamu untuk request menu makanan di luar menu standard yang disiapkan. Dengan kata lain, jangan cermas membawa tamu-tamu dari mancanegara yang menginginkan menu ala Barat. AR siap melayani.

Renovasi juga terjadi di bangunan yang biasa dipakai untuk para pendamping/pimpinan. Di unit rumah itu (antara unit putri dan unit putra) ditambhakan tiga kamar yang berada di lantai bawah. Setiap kamar dilengkapi kamar mandi dalam.

Stone Park adalah taman batu yang berada di antara unit putri dan dan unit vip. View taman ini mengarah ke Manado Tua Bunaken. Betapa indahnya alam jika tak tertutup oleh awan.

Untuk selengkapnya dipersilahkan hubungi CP. Lorens Rawung 085240430838

Senin, 03 September 2012

DENAH BUKIT DOA MAHAWU






Kamis, 26 Juli 2012

Rapat Komisi Teologi KWI


Komisi Teologi KWI mengadakan rapat tahunan di lokasi Bukit Doa Mahawu, Tomohon dan menggunakan salah satu fasilitas penginapan di kompleks ziarah itu, persisnya di Alamanda Retreat.

Sejak hari Minggu (22/7), para romo dan suster sudah mulai berdatangan ke Alamanda Retreat, satu per satu tidak bersamaan. Ini mengingat para Romo tak hanya berasal dari Jakarta saja, tetapi ada yang datang dari Malang, Jayapura, Merauke, Yogyakarta, Pontianak.

Mgr. Piet Timang, selaku Ketua Komisi Teologi menyebutkan bahwa para peserta rapat kali ini ada 3 Mgr, 2 Suster dan 11 imam. Mereka adalah dosen-dosen teologi di masing-masing Sekolah Tinggi Teologi di seluruh Indonesia. Rm Eddy K OFM, menegaskan yang konfirmasi datang hanya 16 orang.


Selain Mgr. Piet Timang, hadir juga Mgr. Sinaga dan Mgr, Hadisumarto. Acara akan selesai tanggal 28 Juli 2012. Jumat, selepas makan siang berencana ambulasi di sekitar Minahasa.



Salah satu topik pembahasannya adalah bagaimana iman yang benar menghadapi soal penampakan-penampakan yang akhir-akhir ini diklaim sebagai wujud dari keilahian" ujar Rm Indra, dosen Teologi FTW.

Udara sejuk dan cenderung dingin memuat para romo merasa kedinginan. Khususnya yang berdomisili di daerah panas seperti Pontianak. Tak heran, Rm. William Chang, OFM  Cap mengenakan baju hangat. "Beruntung ada yang mau meminjami baju hangat" ungkapnya.

Rabu (25/7) pagi hari, Bapak Ronlad Korompis, owner Bukit Doa Mahawu dan SMA Lokon St. Nikolaus, berkenan menjumpai para Uskup, imam dan suster untuk menyampaikan mengapa sebagai orang Katolik beliau berkehendak baik mendirikan sekolah berasrama atau boarding school. Salah satunya adalah terpangging untuk mendidik anak cucu Manado dan Indonesia Timur agar memperoleh pendidikan layaknya di Indonesia Barat yang telah maju.

Karena itu, budaya rajin, budaya rendah hati dan budaya takut akan Tuhan, selalu ditekankan di hadapan civitas academica SMP/SMA Lokon sebagai way of life keseharian.





Selasa, 29 Mei 2012

Aktivitas SMA Lokon di Alamanda Retreat

Ukuran keberhasilan seseorang dilihat bukan dari segi akademis saja melainkan dari tercapainya tujuan hidup manusia, yaitu kebahagiaan. Pemikiran ini bukan tanpa alasan.

Salah satu pengetrapan dalam pembinaan dan pendidikan di SMA Lokon, adalah menggunakan Kurikulum Berbasis Kehidupan atau "successful in life". Secara ringkas, KBK model SMA ini memadukan secara harmoni, seluruh aspek dan potensi intelegensia dasar manusia. Karena itu, bidang akademis dirasa kurang kalau etika, moral, phisik dan religi tidak disertakan. Ukuran terbaiknya adalah keseimbangan merata di segala aspek.

Semangat dasar itu, sudah beberapa kali diwujudnyatakan dalam berbagai bentuk kegiatan bagi siswa. Nama kegiatan yang berlangsung di Alamanda Retret, Bukit Doa Mahawu, Tomohon adalah:

Retret Kelas XII, sekaligus masa tenang mempersiapkan diri UN 2012, 28-30 Maret 2012, dipimpin oleh Pst. Boni Pr, dari Universitas deLa Salle, Manado







Rekoleksi dan Character Building, Kelas X, mulai tanggal 26-31 April 2012, dibimbing oleh Past Boni, Pr, dari Universitas De la Salle, Manado dan Bpk, Tri dkk, dari Tim MAP (Mahawu Adventure Park) Bukit Doa Mahawu.


Selasa, 13 Desember 2011

Retreat Kaum Muda Kristiani BNI




Tomohon - Sabtu 10/12 hingga Minggu, 11/12, sebanyak lebih dari 100 orang kaum muda kristiani dari berbagai wilayah di Manado, Tomohon dan Minahasa, berkumpul di Alamanda Retreat untuk pendalaman iman menjelang Natal. Acara retreat ini mendapat dukungan dari BNI sebagai wujud kepeduliannya (CSR) terhadap perkembangan iman anak muda.

Banner dan spanduk bertuliskan "Retreat Kaum Muda Kristiani BNI" sehari sebelum pelaksanaannya telah dipasang oleh EO dibawah koordinator Bobby di muka pintu masuk Bukit Doa, Jalan masuk Alamanda, Ruang Meeting Alamanda. Penanda ini perlu untuk memudahkan para peserta sampai di lokasi Almanda.

Acara Retreat dimulai dengan welcome drink dan snak pada pukul 10 pagi pada Hari Sabtu. Kemudian acara dilanjutkan dengan beberapa sambutan dari pihak BNI dan EO tentang maksud dan tujuan acara. "BNI sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang menguatkan iman kaum muda. Pembentukan karakter dan iman sangat penting bagi muda dalam menghadapi tantangan jaman yang mengarah ke sekularisme", demikian disampaikan oleh Bp. Daes Luriatmoko, Channel Management Group, BNI.


Acara retreat BNI dikemas dengan baik di bawah koordinator Bobby sebagai EO dalam acara tersebut. Salah satunya adalah Fun Games untuk mencarikan suasana dan mengakrabkan antar peserta. Dalam pendalaman iman dibagi dalam 2 kelompok. Yang beragama Kristen menempati ruangan meeting Alamanda. Sedangkan yang Katolik sebanyak 25 orang mengadakan kegiatan dan ibadan di ruang Kemiri.



Satu hal yang menarik aalah penggunaan peraltan audio visual yang lengkap untuk mendukung acara tersebut. Misalnya, pemutara video, adorasi, doa dan ceramah. Malam harinya, diadakan api unggun sekaligus menikmati gerhana bulan yang kelihatan kecil kalau di lihat dengan mata telanjang.

Hinggu jam 10 pagi acara sudah selesai. Semua peserta merasa disegarkan imannya menjelang Natal ini.

Rabu, 30 November 2011

Tamu-tamu Yang Menginap di Alamanda


 Wisatawan dari Chili

Alamanda Retreat, adalah penginapan sekaligus tempat untuk berbagai acara seperti outing, family gathering, reuni, retreat sekolah, gereja, bahkan berbagai instansi memanfaatkan untuk rapat kerja, seminar, pengenalan produk, Kebanyakan mengatakan bahwa suasana yang sejuka dan tidak bising membuat alamanda sering dipilih sebagai tempat meeting.



Tamu Keluarga dari Jakarta


Dalam foto terlihat dua orang Ibu dari Jakarta berfoto ria dengan karyawan Alamanda. Ibu ini menginap di Alamanda selama tiga hari dalam rangka berwisata ke Manado dan sekitarnya. Semula ingin menginap di hotel Manado namun kemudian akhirnya setelah melihat sendiri Alamanda, tamu Jakarta ini menikmati penginapan alamanda yang sejuk dan hijau.

Foto di bawah ini adalah foto bersama para peserta Rapimnas KKMK sebelum pulang ke rumah masing-masing. Tampak keceriaan mereka selama dua malam tiga hari mengadakan rapat kerja dan pimpinan di Alamanda.


Rombongan WKRI Bogor


Ibu-ibu WKRI Bogor menginap di Alamanda dalam acara Ziarah ke Jalan Salib dan Gua Maria Mahawu, Seminari, Biara Karmel dan rekreasi ke objek-pbjek wisata di Sulut. Semua kelihatan segar dan penuh senyum sebelum meninggalkan Alamanda Retreat. Pastor Jono, selaku pemibimbing rohani Ibu-ibu WKRI ini berencana untuk datang kembali bersama kaum muda untuk mengadakan pembinaan iman di lokasi Bukit Doa Mahawu ini.

Selasa, 29 November 2011

Pembinaan Kelompok Sadar Wisata Di Destinasi Pariwisata




Tulisan ini telah ditayangkan di Kompasiana.

Apakah anda tinggal di sekitar daerah tujuan wisata (DTW) yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan asing? Atau, apakah anda ingin desa anda menjadi desa wisata sehingga desa anda menjadi destinasi pariwisata yang kemudian ramai dikunjungi oleh wisatawan?

“Anda tidak perlu menjawab ya atau tidak. Jawaban yang diperlukan hanyalah sederhana. Ubahlah pola pikir (mindset) anda bahwa setiap orang bisa menjadi  salah satu pemangku kepentingan dalam pembangunan pariwisata selain pemerintah dan swasta. Andalah tuan rumah (host) dan pelaku pengembangan kepariwisataan. Sedangkan, swasta berperan sebagai pengembang dan pelaksana pembangunan kegiatan kepariwisatawan. Untuk urusan regulator dan pendukung pelaksanaan, menjadi tugas dan wewenang pemerintahlah” ungkap Bapak Basri dari Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Demikian intisari dari kegiatan Pembinaan Kelompok Sadar Wisata di Destinasi Pariwisata yang diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada hari Senin, 28 Nopember 2011 bertempat di Alamanda Eco Resort, Bukit Doa Mahawu, Tomohon, dihadapan para Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se Sulut.

Dari pagi hingga sore kegiatan pembinaan Pokdarwis itu berlangsung. Kehadiran para pejabat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Walikota Tomohon dan sejumlah pejabat lainnya, disambut dan diantar dengan Tarian Kabasaran, tarian perang khas Minahasa sampai ke tempat pertemuan yang berdaya tampung sekitar 150 orang. Penyambutan dengan Tarian Kabasaran ini memberi kesan tersendiri bahwa perpaduan antara obyek wisata dengan budaya setempat sangat diperlukan untuk daya taerik wisata.



Dalam sambutannya di hadapan Pokdarwis, Bapak Walikota, Jimmy Eman SE, menuturkan bahwa Tomohon sudah menjadi daerah destinasi pariwisata yang populer bagi wisatawan domestik dan wisatawan asing karena alamnya yang indah, budayanya yangg unik dan penyelenggaraan iven-iven wisata yang mendunia. Tomohon Festival Flower (TFF) sudah dua kali diselenggarakan dan menuai kesuksesan tersendiri. Tahun depan (2012) TFF akan digulirkan kembali dengan lebih banyak mengundang peserta dari luar negeri dan akan melibatkan Pokdarwis dari berbagai daerah.

Keseriusan Pemerintah dalam memajukan kepariwisataan ditandai dengan dua hal. Yang pertama penyerahan secara simbolis alat-alat kebersihan seperti sapu lidi, pacul, penyiram bunga, ember. Yang kedua adalah penanaman pohon sebagai simbol bahwa dalam pembangunan pariwisata, menjaga lingkungan hidup dan konservasi alam menjadi tugas dan tanggung jawab bersama dalam upaya mengurangi pemanasan global.

Selesai penanaman pohon, para pejabat Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, didampingi Sekretaris Budpar Sulut dan Kadis Budpar Tomohon disambut dengan Tarian Maengket sebelum masuk ke ruang pertemuan. Dalam urainnya, Bapak Basri, dari Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, menegaskan bahwa setiap Pokdarwis harus memahami apa itu Sadar Wisata dan apa itu Sapta Pesona dan bagimana mensinergikan ke dua hal itu


Sadar Wisata adalah kesadaran masyarakat sebagai tuan rumah (host) yang baik bagi setiap pengunjung dengan memberikan lingkungan dan suasana yang kondusif. Itu penting, karena dewasa ini kebutuhan masyarakat berkreasi dan mengenal serta mencintai tanah air makin tinggi seiring dengan banyaknya orang melakukan perjalanan wisata.

Sapta Pesona itu tujuh pesona yang harus diwujudkan untuk menjadikan destinasi pariwisata menjadi daya tarik sehingga sebanyak mungkin wisatawan akan datang. Karena itu, kampanyekan sadar wisata dengan menampilan 7 pesona yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, Kenangan.



Bersamaan dengan itu, para peserta mendapatkan satu Buku Pedoman Pembinaan Kelompok Sadar Wisata yang isinya menjelaskan tentang organisasi, pembentukan, pembinaan Pokdarwis. Selain buku, setiap peserta mendapat tas, kaos Sapta Pesona, dan uang transport.

Bapak Yusup Sudadi, seorang praktisi kepariwisataan dari Yogyakarta, memberi pembekalan dan contoh-contoh peluang dan tantangan bagi Pokdarwis agar bisa mengembangkan kepariwisataan secara kreatif, inovatif dan menarik sehingga turis pun mau berkunjung ke lokasi wisatanya. Dalam paparannya, Bapak Yusup memperlihatkan foto-foto turis yang sedang jalan-jalan lewat pemantang sawah, tidur dan bergaul dengan masyarakat desa, bahkan ikut mencoba membuat handicraft atau kuliner yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh.

Tujuan kegiatan pembinaan bagi kelompok sadar wisata itu tidak lain adalah meneguhkan dengan pasti kepada siapa saja terutama masyarakat yang tinggal di sekitar obyek wisata atau desanya menjadi desa wisata, bahwa andalah tuan rumah rumah yang baik bagi para wisatawan.

Rabu, 28 September 2011

Rapat Kerja Kapolda Sulut

Tomohon, Jumat, 16 Sepetember 2011,

Kapolda Sulut, Bp. Carlo Teuw beserta Ibu, tiba di Alamanda Retreat pukul 08.45 wita. Iringan musik bambu dari group Berlian, Kakaskasen, menyambut kedatangan Bapak Kapolda dan rombongan. Sementara itu, beberapa tamu undangan seperti Plt. Walikota Tomohon, Bp Jimmy Eman SE bersama jajarannya sudah tiba beberapa menit sebelumnya. Selain musik bambu, juga tarian Kabasaran nampak menyambut para pejabat ini dengan tarian perangnya yang sangat khas. Tetabuhan perang dan teriakan perang mewarnai langkah dan tari mereka.

Sepasang muda-mudi berpakaian khas minahasa siap menyematkan bunga dada ke Kapolda dan Walikota Tomohon. Seusai seromoni ini, keduanya langsung menuju ke tempat acara. Di lain pihak, para Kapolres se-Sulut sudah menunggu kedatangan atasannya di plasa dekat Ruang Makan yang sekaligus dijadikan lobby. Kedatangan para Kapolres.

Rapat Evaluasi Kerja Jajaran Kapolda Sulut, itulah kegiatan yang diselenggaran di Alamanda untuk ke dua kalinya. Dipilihnya Alamanda sebagai tempat pertemuan, bukan tidak ada alasan. Lokasi ini suangguh nyaman dan jauh dari kebisingan. Apalagi, udara yang sejuk serta suasana kehijauan dan nuansa alami yang membuat betah siapa saja yang datang ke lokasi.

Sementara suami-suaminya mengadakan evaluasi kerja, para istri polisi ini juga membuat penghijauan dalam rangka mensukseskan "Gerekana Perempuan Tanam dan Pelihara Hutan" di lereng pelataran Parkir. Kegiatan ini berkesinambungan dengan penghijauan di Bukit Temboan Rurukan.

Meski diwarnai hujan, namun kegiatan berjalan lancar hingga ditutup sore hari.




Penataan Ruang Meeting

Halaman Parkir

Lobby sekaligus Ruang Makan

Plt. Walikota Tomohon, Bp Jimmy Eman, Ibu Mary Wewengkang, Kapolda Silut, Bp. Carol Tewu

Halaman Pakir Utama

Rabu, 07 September 2011

Jagung Night in Alamanda

Jagung Siap Dibakar
 
Bisa-bisa Jagung Gosong Nih!

Foto-foto by Caroline Silka Salim, 
KKMK Indonesia, Rapimnas XXIII, 2011

Senin, 05 September 2011

Just Married



BUKIT DOA MAHAWU - Minggu, 4 September 2011 merupakan hari baik buat mempelai. Hujan deras yang baru saja membasahi perbukitan Mahawu, tak menyurutkan kegembiraan pengantin dan para tamu untuk mengadakan Upacara Pernikahan di Chapel Mahawu yang unik.

Dekorasi bunga hidup berwarna putih, seputih gaun pengantin yang dibalutkan pada tubuh mereka, menambah suasana pernikahan Minggu siang itu. Chapel Mahawu yang bentuk bangunannya unik kecoklatan makin harmonis dengan dominasi dekorasi putih dan kuning keemasan.

Meski selama berada di dalam Chapel, hujan kembali mengguyur, suasana anggun pemberkatan pernikahan tetap terjaga dan lancar tanpa takut kena basah. Tampak, para tamu undangan tidak mau ketinggalan berfoto sendiri di depan Chapel. Itulah uniknya Chapel ini. Memiliki daya pikat untuk berfoto dengan latar belakang bangunan Chapel.

Selamat menempuh hidup baru.