Komisi Teologi KWI mengadakan rapat tahunan di lokasi Bukit Doa Mahawu, Tomohon dan menggunakan salah satu fasilitas penginapan di kompleks ziarah itu, persisnya di Alamanda Retreat.
Sejak hari Minggu (22/7), para romo dan suster sudah mulai berdatangan ke Alamanda Retreat, satu per satu tidak bersamaan. Ini mengingat para Romo tak hanya berasal dari Jakarta saja, tetapi ada yang datang dari Malang, Jayapura, Merauke, Yogyakarta, Pontianak.
Mgr. Piet Timang, selaku Ketua Komisi Teologi menyebutkan bahwa para peserta rapat kali ini ada 3 Mgr, 2 Suster dan 11 imam. Mereka adalah dosen-dosen teologi di masing-masing Sekolah Tinggi Teologi di seluruh Indonesia. Rm Eddy K OFM, menegaskan yang konfirmasi datang hanya 16 orang.
Selain Mgr. Piet Timang, hadir juga Mgr. Sinaga dan Mgr, Hadisumarto. Acara akan selesai tanggal 28 Juli 2012. Jumat, selepas makan siang berencana ambulasi di sekitar Minahasa.
Salah satu topik pembahasannya adalah bagaimana iman yang benar menghadapi soal penampakan-penampakan yang akhir-akhir ini diklaim sebagai wujud dari keilahian" ujar Rm Indra, dosen Teologi FTW.
Udara sejuk dan cenderung dingin memuat para romo merasa kedinginan. Khususnya yang berdomisili di daerah panas seperti Pontianak. Tak heran, Rm. William Chang, OFM Cap mengenakan baju hangat. "Beruntung ada yang mau meminjami baju hangat" ungkapnya.
Rabu (25/7) pagi hari, Bapak Ronlad Korompis, owner Bukit Doa Mahawu dan SMA Lokon St. Nikolaus, berkenan menjumpai para Uskup, imam dan suster untuk menyampaikan mengapa sebagai orang Katolik beliau berkehendak baik mendirikan sekolah berasrama atau boarding school. Salah satunya adalah terpangging untuk mendidik anak cucu Manado dan Indonesia Timur agar memperoleh pendidikan layaknya di Indonesia Barat yang telah maju.
Karena itu, budaya rajin, budaya rendah hati dan budaya takut akan Tuhan, selalu ditekankan di hadapan civitas academica SMP/SMA Lokon sebagai way of life keseharian.