Berita Terbaru :

Rapat Komisi Teologi KWI

Sejak hari Minggu (22/7), para romo dan suster sudah mulai berdatangan ke Alamanda Retreat, satu per satu tidak bersamaan. Ini mengingat para Romo tak hanya berasal dari Jakarta saja, tetapi ada yang datang dari Malang, Jayapura, Merauke, Yogyakarta, Pontianak..

Rapimnas KKMK Nasional 2011

Foto bersama para peserta Rapimnas KKMK, bersama Uskup Manago, Mgr, J. Suwatan, MSC sebelum peserta pulang kembali ke daerahnya...

Waliota Tomohon Buka Literasi Media Penguatan Publik

Menkominfo bidang Penguatan Publik untuk kegiatan Forum Pengembangan Literasi Media sebagai Penguatan Publik yang dihadiri oleh 150 peserta.

Trend Outdoor Wedding, Makin Ramai

Daya tampung Chapel ini bisa mencapai 150 orang. Pemberkatan pernikahan anda di sini semakin meriah penuh syukur karena disaksikan oleh keluarga, saudara dan handai taulan serta tamu undangan.

Mengenal Lebih Dekat Alamanda Retreat

Alamanda Retreat dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Bentuk bangunan berupa rumah panggung kayu khas Minahasa. Lingkungan alam di sekitar Alamanda Retreat masih hutan pepohonan khas Sulawesi.

Minggu, 30 Januari 2011

"LOKAKARYA ROHANI", Staf dan Pamong Asrama Lokon

Tomohon, 29-30 Januari 2011 - Memperbaharui motivasi "bekerja" sebagai pembina dan pamong Asrama bagi anak-anak remaja SMA, sangatlah penting. Tanpa ada motivasi yang kuat dan keteduhan iman, maka rutinitas keseharian akan terasa hambar.  Pekerjaan akan dirasakan seperti mesin yang otomatis berputar sesuai dengan mekanisme yang ada. Suka dan duka atau malah banyak dukanya dalam bertegur sapa dan berhadapan dengan anak-anak asrama, hendaklah menjadi semangat untuk makin berkarya di tengah gejolak perkembangan anak remaja. Karena itu, motivasi dan peneguhan iman sangatlah penting untuk membina dan mendampingi anak remaja yang sedang berkembang. "Ingat, dalam berkarya di asrama, hasilnya tidak segera dirasakan, malah kayaknya apa yang kita buat dianggap gagal terus. Hasil akan terlihat kalau mereka sudah keluar dari asrama dan menginjak dewasa", demikian kata Pastor Yong Ohoitimur, MSC dalam kotbahnya di Misa Penutupan.


Sebanyak 20 pamong, plus Kepala Sekolah/Asrama Bp. Max M Imbang, dan Bp. Chris Sarangi, mengikuti acara Lokakarya Rohani yang dimulai pada hari Sabtu hingga Minggu Siang di Alamanda Retreat. Kedatangan mereka disambut dengan hujan dan dingin. Namun cuaca tidak menghalangi semangat mereka untuk mengikuti lokakarya.


Bpk. Max Imbang, selaku Kepala Sekolah/Asrama memberikan sambutan yang intinya memberikan semangat agar kesempatan lokakarya ini selain kesempatan yang langka juga menjadi kesempatan untuk memperbaharui diri dalam tugas dan tanggungjawab sebagai pembina asrama. Mari kita beryukur atas kesempatan ini. Kemudian Pastor Yong sebagai fasilitator acara lokakarya mengajak peserta untuk mengadakan sharing suka duka sebagai pembina asrama. Sharing dimaksudkan untuk saling meneguhkan dan saling belajar antara pembina asrama yang sudah lama dan yang baru. Dengan demikian kesamaan persepsi dan pembinaan senantiasa sinergi. Bahkan sharing ini juga bermanfaat nantinya untuk perkembangan sekolah juga.


Kendati cuaca gerimis, pada hari Minggu pagi jam setengah enam,  para peserta mengadakan jalan salib di lokasi yang tidak jauh dari Alamanda Retreat. Kurang lebih 300 meter. Dari Alamanda, lokasi jalan salib harus turun menuju ke pintu masuk sebelah Selatan. Dari pintu masuk itu, lebih kurang 45 menit mengadakan ibadah jalan salib melewati 14 perhentian. Lalu diakhiri di depan Gua Maria Mahawu. Rasa capek nampak terpancar di wajah para peserta. Jalan Salib yang berkontur bukit dan menanjak hingga kembali ke alamanda memang membuat orang "hosah" (ngos-ngosan). Kendati fisik capek, namun pengalaman rohani di hari Minggu pagi ketika kabut masih nampak menyelimuti perbukitan menyegarkan semangat mereka.


Acara kemudian dilanjutkan dengan materi "Spiritualitas Pembina". Dalam session ini, Pastor Yong mengajak peserta untuk "merefresh" kembali semangat dasar atau roh apa yang menggerakkan saya menjadi seorang pembina di asrama. Dalam me "refresh" sebaiknya kita meneladani apa yang telah dibuat Yesuslah terhadap para pengikut dan para muridNya. Yesus menjadi sumber rohani bagi para pembina.


Setelah session ini lalu dilanjutkan misa dan penutupan. Namun sebelumnya peserta menikmati "cofee break" terlebih dahulu. Semoga Lokakarya Rohani ini berhasil dalam menumbuhkan kembali motivasi dan semangat membina siswa-siswi SMA Lokon yang berjumlah 350 orang dan semua tinggal di asrama.

Selasa, 25 Januari 2011

Uskup Roemond, Belanda Selatan Mgr Fransiskus Wiertz santap siap di Moyaporong


Tomohon, Selasa,  25 Januari 2011, pukul 12.35 - Hari ini cuaca kadang gerimis kadang panas. Meski demikian, kami sudah siap menyambut kedatangan Bapak Uskup Belanda di Moyaporong.  "So sampai mana dorang, Pastor Santi?" tanya saya kepada Pastor Chris Santi, pr Sekretaris Keuskupan Manado yang sudah duduk di salah satu meja di Moyaporong Cafe. "Mereka sementara di Woloan. Tunggu sadikit le...",  jawab Romo Santi sambil memegang hape untuk memonitor perjalanan Bapak Uskup Belanda. Setelah itu, tampaknya dengan memegang hape, Romo Santi berbicara dengan salah satu personil rombongan agar cepat datang soalnya makan siang sudah siap dan keburu dingin nanti.

Tak lama kemudian, Pastor Yong MSC datang ikut bergabung di tempat itu. Betul, tidak lama kemudian rombongan Uskup tiba di Moyaporong. Mgr. Yosef Suwatan, Uskup Manado memperkenalkan satu persatu siapa-siapa yang hadir di tempat ini. Selain Uskup Belanda dan Manado, hadir juga Pastor Ton Stocen, Vicaris of Missionete, Emile Ramakers, Br Han yang berdarah Belanda. Setelah itu, Uskup mendekati teras untuk melihat pemandangan mengarah Gunung Lokon. Asap putih yang membumbung adalah asap vulkanik dari kawah gunung yang bukan di puncak melainkan di tengah, antara Gunung Lokon dan Bukit. Itulah keindahan Gunuh Lokon yang selalu mengeluarkan asap vulkaniknya.

Doa makan dipimpin oleh Pastor Yong. Rombongan kemudian menikmati santap siang yang disediakan oleh owner Jalan Salib Mahawu, Ibu Mary Wewengkang, meski tidak bisa hadir untuk mendampingi, karena masih di Jakarta, tapi dengan telpon beliau menyampaikan rasa terimaksih atas kedatangan Mgr Wietz dan rombongan. Hampir satu jam lebih bersantap siang di Moyaporong Cafe, gasebo dekat arena outbound. Kemudian Mgr Yosef Suwatan mengajak untuk mengunjungi kompleks "Jalan Salib Mahawu (JSM)" mulai dari Alamanda Retreat, Gua Maria, Makam Yesus, Taman Pieta, Yesus tersalib (stasi XII) dan kemudian masuk ke Chapel Mother of Mary.

Ketika sampai di Alamanda Retreat, Mgr. Wiertz bertanya apakah rumah retreat ini sering dipakai? Kami jawab ya. Bahkan tidak hanya orang Katolik saja. Dari Gereja-gereja Kristen, Instansi Pemerintah, Perusahaan-perusahaan, kelompok sekolah, dan kelompok kategorial sering pakai tempat ini. Udara yang sejuk, bentuk bangunan yang ramah lingkungan dan suasana yang tenang dan nyaman dekat dengan tempat ziarah, oh ya murah, itulah sebabnya mengapa mereka memilih Alamanda Retreat | Eco-Resort sebagai tempat kegiatan. 

Kunjungan berlanjut di Gua Maria dan tempat-tempat rohani lainnya. Yang menarik,  Bapak Uskup Wiertz yang selalu didampingi oleh Bapak Uskup Manado, Mgr Josef Suwatan nampak serius membahas patung-patung diorama yang terbuat dari campuran perunggu dan tembaga. Tidak hanya itu, beliau juga berdoa setiap kali berhenti di depan patung kudus itu.

"This place is like paradise" kesan Mgr. Fransiskus Wiertz setelah mengunjungi lokasi Bukit Doa Mahawu. Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Gereja Hati Kudus Tomohon dan makan malam bersama-sama Suster-suster JMJ di Walterus, Tomohon.






Mahawupilgrim direkam oleh TV Perancis dan INTERFIDEI


Tomohon, 25 Januari 2011, pukul 09.25.  "Kehidupan beragama di Sulut memang kondusif." Pernyataan ini diakui oleh Ibu Elga Sarapung, tokoh Interfidei, Yogyakarta yang berasal dari Sarapung, Tondano, Minahasa saat mengantar 3 Crew TV dari Gereja Protestan Perancis dan satu Ibu asal Korea .

Rombongan Crew TV Perancis datang untuk merekam Mahawupilgrim atau lebih dikenal dengan Bukit Doa Mahawu. Mereka mulai mengambil gambar di belakang Chapel Mother of Mary dengan panorama kota Tomohon dan Gunung Lokon yang sedang mengeluarkan asap putih vulkaniknya. Salah satu crew juga berkeliling mulai dari Ampiteater, Gua Maria, Makam Yesus, Taman Pieta sampai Yesus disalibkan. Dengan kamera pocketnya, semua obyek itu difoto dari berbagai sudut. Tampak begitu semangat.

Dari penuturan Ibu Elga, mereka sedang membuat film tentang bagaimana kiprah Ibu Elga dalam kancah Interfidei, kerukunan umat beragama di Indonesia. Perjalanan selanjutnya menuju ke Univeristas Kristen Tomohon, dan esok harinya ke Tobelo, Maluku. Setelah mengambil foto dan menshooting lokasi, berfoto bersama di depan Chapel. "Tempat yang sangat indah....", kata salah satu dari mereka yang membawa kamera video dengan tripodnya.

Sabtu, 22 Januari 2011

BNI Manado dan sekitarnya, "Outing" di Bukit Doa Mahawu

Tomohon, 22 Januari 2011, Kegiatan karyawan BNI Manado sudah mulai kelihatan kemarin. Pemasangan tenda 4 X 6 m sebanyak 8 buah dengan segala ornamen mewahnya, sudah rampung jelang sore. Sound system yang dilengkapi dengan keyboard pun sudah beberapa kali dites. Backdrop pun tampak gagah dipasang di panggung.

Pagi ini cuaca di Bukit Doa Mahawu sedikit diselimuti oleh kabut dan gerimis kecil turun pelan. Sementara itu iringan kendaraan mulai berdatangan. Dari pos security, terpantau 80 kendaraan dari BNI memasuki arena bukit doa Mahawu. Diberitakan bahwa juga akan datang pejabat BNI Pusat Jakarta dalam perhelatan ini. Seorang karyawan sekali-kali mendongak ke langit berharap cuaca cerah hari ini sehingga kegiatan bisa berjalan lancar hingga sore. Memang harapan itu akhirnya terkabul. Cuaca langsung cerah. Bersamaan dengan itu jumlah peserta semakin banyak. Diperkirakan lebih dari 400 karyawan BNI memadati arena Gua Mahawu yang luasnya sekitar 40 x 60 m2.

Berbagai acara dilangsungkan. Yang menarik adalah kedatangan pejabat BNI Pusat dari Jakarta. Membawakan materi dan kemudian diselingi makan siang. Acara berakhir pada pukul 16.00. Meski sebelum penutupan sebagain peserta ada yang sudah pulang.




Jumat, 21 Januari 2011

Panitia MUSDA VI HPI SULUT ke kantor JSM

Selain Bukit Doa Mahawu, ada Danau Linow.
Pulau Lihaga
Tomohon, Kamis, 20 Januari 2011, pukul 17.00, Ch. Roy Howan, selaku Sekretaris Panitia MUSDA VI DPD HPI Sulut bersama rombongan berkunjung ke Kantor JSM. Kehadiran mereka di kantor tidak terlalu mengejutkan karena sudah terlebih dahulu memberi konfirmasi kepada pihak JSM. Bp. Laurens dan Bp Tri menerima mereka dengan penuh persaudaraan karena yang datang adalah guide-tour yang sering membawa rombongan ke JSM, ikon wisata religi yang berada di Tomohon.

Dalam suasana santai penuh keakraban, rombongan membicarakan tentang pariwisata di Sulut khususnya Manado dan sekitarnya. Ada yang mengingatkan bahwa 9-15 Januari 2012 Sulut ditunjuk sebagai tuan rumah ASEAN Tourism Forum.(ATF). Dalam iven ATF itu akan hadir 2000 orang dari mancanegara dan nasional. Semakin banyak iven-iven International dilaksanakan di Manado, makan semakin bergairah industri wisata di Sulut.

Kesuksesan penyelenggaraan iven international seperti World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative (CTI) Summit dan Sail Bunaken 2009. Juga iven Asia Pacific Conference on Health Law, memberi dampak positif dan significant bagi pariwisata di Sulut.

Tidak dipungkuri bahwa potensi wisata di Sulut sangat lengkap dan amat bervariatif. Sayang kalau promosi wisata Sulut tidak sinergi dengan perhelatan iven-iven nasional dan International. Ini bisa terjadi kalau pemerintah Sulut dan jajarannya bekerja keras untuk meraup peluang pengembangan wisata. Namun, jangan lupa memberi perhatian kepada tempat-tempat wisata yang dikelola oleh pihak swasta. Perhatikan kenyamanan jalan dari sampah dan transportasinya. Bahkan ada yang usul agar promosi tempat-tempat wisata dilakukan dengan berimbang sehingga tempat wisata yang dikelola swasta pun bisa dikenal.

Tema Musda VI HPI Sulut 2011: "Pariwisata, salah satu jalan keluar mengentaskan kemiskinan". Subtema: "Mewujudkan Pramuwisata yang berkompeten, berbudaya, berdaya saing dan sejahtera". Dalam musda ini akan diberikam HPI Award kepada beberapa tokoh masyarakat yang dinilai oleh anggota HPI sebagai penggiat Wisata di Sulut.

Banyak harapan bagaimana meningkatkan pariwisata di Sulut ke depan atau masa bakti 2011-. Tour guide yang tergabung dalam HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) akan senantiasa menjadi ujung tombak realisasi pariwisata di Indonesia dan Sulut khususnya. Selamat bermusda. Semoga sukses dan menghasilkan yang terbaik bagi industri Pariwisata di Sulawesi Utara.