Berita Terbaru :

Rapat Komisi Teologi KWI

Sejak hari Minggu (22/7), para romo dan suster sudah mulai berdatangan ke Alamanda Retreat, satu per satu tidak bersamaan. Ini mengingat para Romo tak hanya berasal dari Jakarta saja, tetapi ada yang datang dari Malang, Jayapura, Merauke, Yogyakarta, Pontianak..

Rapimnas KKMK Nasional 2011

Foto bersama para peserta Rapimnas KKMK, bersama Uskup Manago, Mgr, J. Suwatan, MSC sebelum peserta pulang kembali ke daerahnya...

Waliota Tomohon Buka Literasi Media Penguatan Publik

Menkominfo bidang Penguatan Publik untuk kegiatan Forum Pengembangan Literasi Media sebagai Penguatan Publik yang dihadiri oleh 150 peserta.

Trend Outdoor Wedding, Makin Ramai

Daya tampung Chapel ini bisa mencapai 150 orang. Pemberkatan pernikahan anda di sini semakin meriah penuh syukur karena disaksikan oleh keluarga, saudara dan handai taulan serta tamu undangan.

Mengenal Lebih Dekat Alamanda Retreat

Alamanda Retreat dibangun dengan konsep ramah lingkungan. Bentuk bangunan berupa rumah panggung kayu khas Minahasa. Lingkungan alam di sekitar Alamanda Retreat masih hutan pepohonan khas Sulawesi.

Senin, 29 November 2010

Denah Wisata Rohani: BUKIT DOA TOMOHON

"Bukit Doa Mahawu, di Tomohon", begitulah para pengunjung menyebutnya sesaat ditanya mau pergi kemana liburan ini. Memang, nama aslinya sebenarnya bukan Bukit Doa Tomohon. Tetapi, Kebun Raya Tomohon yang di dalamnya ada fasilitas rohaninya seperti Jalan Salib, Gua Maria, Chapel dengan diorama setinggi manusia dan diletakkan di tengah jalan. Lho, mengapa disebut Kebun Raya atau Botanical Garden?

Konon, perbukitan "Bukit Doa" itu yang berada di kaki Gunung Mahawu adalah hutan endemik Sulawesi dengan aneka macam flora dan faunanya yang masuk dalam kelompok hutan tropis. De facto, hutan-hutan itu masih ada dan dilestarikan karena ada beberapa pohon dan tanaman yang hanya tumbuh di garis Wallacea Sulawesi. Semangat untuk menjaga dan melestarikan hutan endemik (flora dan fauna) Sulawesi itulah yang mendorong perbukitan ini diajukan sebagai Kebun Raya. Bahkan, sejauh ini sudah terjalin hubungan dengan Kebun Raya Bogor. Ke depan, tempat ini menjadi "center of excellence" bagi anak cucu dalam konservasi alam hutan Sulawesi.

Visi dasar "sinegitas alam, bangunan dan rohani" ini kemudian berkembang sejalan dengan penataan lingkungan alam yang berkontur bukit dan bergelombang. View dan udara yang segar mendorong setiap orang untuk bersyukur kepada Sang Pencipta. Tuhan telah menciptakan alam yang sangat eksotik dan memberikan berkah bagi semua orang. Pada tahap berikutnya, di perbukitan itu dibangun sarana-sarana rohani untuk menyediakan tempat bagi siapa saja yang karena kelelahan bekerja lalu ingin mendekatkan diri dengan Tuhan melalui meditasi atau kontempelasi bersama alam. Maka, di dalam "botanical garden" itu tersedia via dolorosa, grotto, chapel, amphitheater, rumah retreat. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa mengadakan pembinaan dan pelatihan dengan cara outbound. Bagi calon penganten, trend outdoor wedding bisa juga dilaksanakan di lokasi ini karena ada wedding chapelnya dan tempat resepsi bernuansa alam atau outdoor.

Untuk lebih lengkapnya, anda bisa mengklik di websitenya www.mahawupilgrim.com atau blog http://rumahretreatalamanda.blogspot.com


Sabtu, 27 November 2010

LKTD SMA Lokon


Fying Fox Bergaya "superman"

Banner LKTD
Membangun kerjasama tim,!

Pemenang dan Instruktur Outbound

LKTD SMA Lokon

Kamis, 11 November 2010

Fasilitas di Rumah Retreat Alamanda

Superior
"Ruang Makan Alamanda"


Alamanda "eco resort" Retreat


Ziarah Romo-romo UNIO Keuskupan Surabaya

Unio Keuskupan Surabaya I
Tomohon - Kamis, tanggal 11 Nopember 2010, pukul 08.00 wita sebuah bus pariwisata warna biru merapat di pintu masuk Jalan Salib Mahawu, Tomohon. Para penumpang satu per satu turun dari bis. Setelah mengisi buku tamu di security, tampak rombongan mulai berjalan untuk memapak "via dolorosa" Mahawu. Tercatat dalam buku tamu rombongan para romo ini menggunakan nama "Maengket Tours" Manado dan sekedar memberi derma partisipasi yang sudah menjadi kebiasaan setiap pengunjung JSM
Ekaristi di Chapel of Mother Mary

Rombongan para Romo Unio Keuskupan berjalan menuju ke bukit atas melalui jalur jalan salib dan melewati setiap perhentian yang patung-atungnya berukuran setinggi manusia dan diletakkan di tengah jalan. Jalur "jalan salib" ini berujung pada makam kosong Yesus dan kemudian di sambung di depan Gua Maria yang diberkati oleh Duta Vatikan untuk Indonesia. Di depan gua Maria, para romo berhenti sejenak untuk berdoa. Setelah itu, menuju ke Chapel of Mother Mary untuk merayakan Ekaristi. 

Unio Surabaya II, di Moyaporong Cafe
Perjalanan rohani para romo Unio Surabaya di JSM dilanjutkan menuju ke Gasebo.oubound. Gasebo ini memiliki view yang bagus karena dari tempat duduk pengunjung  bisa melihat langsung Gunung Lokon yang oleh BMG dikategorikan gunung vulkanik dalam status waspada. Meski demikian, para romo begitu menikmati pemandangan dan makanan camilan yang sudah disiapkan, Yaitu makan pisang dan ubi goreng dengan dicocol sambel rowa. Kenikmatan ini didukung dengan suasana alam dan cuaca yang sejuk karena persis di bawah kaki Gunung Mahawu.

Foto di depan Gua Maria Mahawu

Uino Surbaya II, di depan Chapel
Dari penuturan Romo Gas Andri Cahyono, Pr, Romo Paroki Kediri, dikatakan bahwa ini rombongan pertama. Tidak lama lagi ada rombongan Romo-romo Unio Surabaya gelombang kedua. Perjalan rohani para Romo akan dilajutkan ke Bunaken dan Studio Trans di Makasar kemudian kembali ke Surabaya. Dalam pembicaraan itu, JSM menawarkan Rumah Retreat Alamanda untuk dipakai tempat menginap. JSM sangat senang kalau para romo berkenan memakai rumah Retreat Alamanda. Berkah para romo senantiasa kami tunggu, seperti komplek JSM seluas lebih 39 ha ini dibangun karena Tuhan sudah memberikan berkah bagi keluarga Korompis Wewengkang. Berkah yang sudah diterima itu kemudian dijadikan berkah dengan membangun Jalan Salib Suci Mahawu sebagai tempat doa dan wisata rohani bagi banyak orang. Berbagi berkah dan menjadi berkah bagi orang lain, itulah yang dicita-citakan keluarga Korompis Wewengkang.

Senin, 08 November 2010

Tour Para Pengusaha Jakarta


Tomohon - Rabu Siang, 3/12/2010, 13 orang pengusaha dari Jakarta tiba, di Bandara International Sam Ratulangi. Rombongan dijemput dengan bis pariwisata full-AC. Selepas dari bandara  mereka city tour ke Manado. Kemudian makan malam di resto klasik Bumi Beringin. Saat menyantap hidangan, rombongan dihibur oleh Unima Choir dengan lagu-lagu daerah Minahasa dan lagu lainnya.

Malam harinya mereka check-in di penginapan Wisma Lokon dan sekaligus istirahat. Pagi harinya, breakfast di Kelong Garden yang tidak jauh dari tempat penginapan. Suasana alam dan taman bungan yang indah dan sejuk mereka rasakan sambil menyantap hidangan. Selesai breakfast, rombongan menuju ke lokasi Jalan Salib Mahawu. Hanya berputar sebentar karena hujan lebat mengguyur. Perjalanan rekreasi rombongan Jakarta ini dilanjutkan ke Biara Karmel, Seminari dan kemudian melihat-lihat pembuatan rumah panggung atau Wooden Houses di Woloan. Di sini mereka bertanya berapa harga rumah panggung yang dipamerkan. Yah, siapa tahu ada yang pesan.

Perjalanan kemudia menuju ke Bukit Temboan, di daerah agro wisata Rurukan persis di bawah kaki Gunung Mahawu. Sepanjang jalan mereka melihat sayur-sayuran segar yang sedang ditanam. Saat meliwati daerah ini, rombongan disuguhi kabut pegunungan yang eksotik di bukit Temboan. Di bukit ini sebenarnya bisa melihat kota pelabuhan Bitung dan danau Tondano, hanya sayang kabut menutupi pemandangan itu.

Makan siang kembali ke Tomohon di rumah owner di Kakaskasen. Tidak lama kemudia rombongan menuju ke Danau Linow, danau berwarna karena struktur alam yang vulkanik dengan bau belerang. Keindahan danau ini mereka manfaatkan untuk berfoto dan sekaligus minum kopi dan mencocol rica dengan pisang goreng. Dari Danau Linow kemudian mereka menuju ke Bukit Kasih dan berhenti sejenak di Kawangkoan untuk beli kacang yang sangat renyah. Lalu kembali ke penginapan.

Hari Jumat, Sabtu dan Minggu mereka sempatkan untuk berwisata ke Bunaken dan melihat Tarsius di Bitung. Selama mengadakan tour di Minahasa, mereka merasa puas dengan keindahan alam dan pelayanannya.

Senin, 01 November 2010

Chapel of Mother Mary Mahawu : Trend Outdoor Wedding



Chapel Wedding di Bukit Doa Tomohon, lereng Gunung Mahawu yang sejuk menjawab kebutuhan anda akan trend outdoor wedding saat ini

Arsitektur Chapel of Mother Mary sangat unik. Interior dalamnya menyerupai "tulang rusuk" yang dalam Kitab Kejadian menjadi simbol penciptaan manusia. Tulang rusuk secara alkitabiah juga menjadi simbol "pasutri" (pasangan suami istri). 

Dari Chapel ini lingkungan alamnya sungguh asri. Bahkan dari belakang Chapel anda bisa menikmati panorama alam Gunung Lokon, Pantai Amurang, Kota Tomohon dan sekitarnya. Dari tempat ini pun anda bisa melihat lokasi Bukit Kasih yang dibelakangnya tampak Gunung Soputan yang aktif mengeluarkan asap vulkaniknya.

Ekterior Chapel tampak seperti Kapal Nabi Nuh yang dibuat terbalik, dengan menara loncengnya yang unik. Pernah suatu ketika sebelum pemberkatan perkawinan, pasangan diminta untuk menarik tali lonceng dan bergemalah bunyi lonceng. Upacara ini menjadi tanda bahwa pasangan pengantin akan masuk ke rumah atau baik Allah yang kudus.

Daya tampung Chapel ini bisa mencapai 150 orang. Pemberkatan pernikahan anda di sini semakin meriah penuh syukur karena disaksikan oleh keluarga, saudara dan handai taulan serta tamu undangan.


Wedding Party
Setelah pemberkatan di Chapel anda pasti membutuhkan tempat untuk Resepsi. Di sekitar lokasi Chapel anda bisa memilih untuk menjamu dan menghadirkan pesta perkawinan yang bernuansa sangat alami.

1. Gua Mahawu
2. Alamanda Retreat
3. Kelong Garden

Pendukung Wedding Party
Agar pesta perkawinan anda berlangsung alamai dan nyaman bagi para tamu undangan, anda bisa request perlengkapan pesta perkawinan seperti:


1. Tenda berbagai ukuran
2. Kursi Cantik
3. Dekorasi Bunga di Chapel
4. Dekorasi Bunga di Tempat Resepsi
5. Catering plus meja bundar dan taplak
6. Panggung untuk Manten
7. Sound system + Keyboard + penyanyi
8. Alat-alat liturgi



Chapel di Waktu Senja